Membangun Bersama Menikmati Bersama Menuju Tapin Sejahtera

****************************Terwujudnya Kemandirian Pangan dan Petani Sejahtera ******************************************************Informasi Harga Komoditas Strategis pada Minggu III November 2016 ### 1. Beras (kg) : Rp ### 2. Jagung (Kg) : Rp ### 3. Kedelai (kg) : Rp ### 4. Bawang Merah (kg) : Rp ### 5. Cabe Rawit Hiyung (kg) : Rp ###

24/07/12

PEMANFAATAN PRODUKSI PEKARANGAN UNTUK PEMENUHAN POLA PANGAN HARAPAN


 
Pekarangan merupakan sebidang lahan yang berada di sekitar rumah dengan status pemilikan pribadi dan memiliki batas-batas yang jelas. Pekarangan, dari sudut ekologi merupakan lahan dengan sistem yang terintegrasi dan mempunyai hubungan yang kuat antara manusia sebagai pemilik dan penghuninya dengan tanaman yang tumbuh dan ditumbuhkannya serta dengan hewan-hewan yang diternakannya. Pekarangan, sebagai habitat suatu keluarga dalam bentuk halaman rumah atau taman rumah memiliki fungsi multi-guna antara lain sebagai tempat dipraktekkannya sistem agroforestri, konservasi sumberdaya genetik, konservasi tanah dan air, produksi bahan pangan dari tum-buhan dan hewan, tempat terselenggaranya aktivitas yang berhubungan dengan sosial-budaya, terutama bagi pekarangan yang berada di perdesaan..
Kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasar manusia, harus terus diperjuangkan agar masyarakat Indonesia tidak kelaparan dan kekurangan gizi. Salah satu usaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas nutrisi antara lain mengembangkan pola diversikasi pangan. Dengan keanekaragaman pangan yang banyak baik dari sumber bahan nabati maupun dari hewani, selayakanya masyarakat Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangannya secara berkecukupan karena kita memiliki sumberdaya alam yang berlimpah. Diharapkan bahwa pekarangan sebagai agroekosistem dapat dijadikan unit usahatani yang bisa diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan dengan memberi percepatan dalam penganekaragaman pangan keluarga.

Lingkungan Tumbuh
  1. Lingkungan tumbuh mempengaruhi proses fisiologi seperti fotosintesis, respirasi, asimilasi, transpirasi, dll.
  2. Lingkungan tumbuh tidak hanya terdiri atas tanah, hara (pupuk atau hara makro) dan air saja, tetapi suhu, Carbon, cahaya, kelembaban dll.
 Budidaya Organik yang Ramah Lingkungan
  1. Budidaya tanaman secara organik – sesedikit mungkin menggunakan bahan anorganik.
  2. Bahan organik berasal dari sisa kegiatan hulu pertanian.
  3. Bahan-bahan sisa kegiatan pertanian berupa sekam, arang sekam, sabut kelapa, kulit kacang tanah, serbuk gergaji, sampah daun bambu, bahkan sampah rumah tangga dan lumpur endapan kolam ikan.
  4. Teknik-teknik baru menggunakan EM4, dekomposisi bahan organik ini menjadi kompos telah dapat dipercepat dari 2-4 bulan menjadi 2-4 minggu.
Budidaya Vertikal (Verticulture) pada Pekarangan Sempit
  1. Usaha pertanian dengan memanfaatkan semaksimal mungkin ruang dalam pengertian 3 dimensi, di mana dimensi tinggi (vertikal) dieksploitasi sehingga indeks panen per satuan luas lahan dapat dilipatgandakan.
  2. Bertanam tanaman dengan media selain tanah pada bak-bak tanaman yang diatur bertangga (Cascade planting) --- struktur etage bouw pada pekarangan.
  3. Bertanam dalam pot-pot gantung yang mengisi penuh ruang, yang tahan teduh di bawah dan yang lebih suka panas diletakkan di atas
 Tabulapot pada Pekarangan Sempit
  1. Menanam tanaman buah-buahan dan sayuran maupun tanaman lainnya di dalam pot/ polybag.
  2. Media tanam harus mampu menopang tanaman, dapat menyediakan hara, air dan aerasi yang baik.
  3. Pot yang kurang baik, aerasi kurang dilaporkan kurang menguntungkan untuk perkembangan akar.
 Target Pola Pangan Harapan 2010 – 2014
No.
Kelompok Pangan
2010
2011
2012
2013
2014
PPH Ideal
1
  Padian-padian
25,0
25,0
25,0
25,0
25,0
25,0
2
  Umbi-Umbian
1,1
1,3
2,5
2,5
2,5
2,5
3
  Pangan Hewani
16,1
16,8
18,6
19,7
20,9
24,0
4
  Minyak dan Lemak
5,0
5,0
4,8
4,9
4,9
5,0
5
  Buah/Biji Berminyak
0,9
0,8
1,0
1,0
1,0
1,0
6
  Kacang –Kacangan
5,8
5,6
9,7
9,7
9,7
10,0
7
  Gula
2,1
2,0
2,5
2,5
2,5
2,5
8
  Sayuran dan Buah
21,5
20,8
25,7
26,3
26,8
30,0
9
  Lain-Lain
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
 
Total
77,5
77,3
89,8
91,6
93,3
100,0
Sumber: Susenas 2011 dan Widya Karya Pangan dan Gizi VIII, 2004
*) = Realisasi PPH berdasarkan Susenas 2011

Budidaya Sayuran-Buah, Kacang-kacangan dan Pangan Hewani di Pekarangan

Prioritas-prioritas tanaman yang akan dikembangkan di Pekarangan, yaitu:

Tanaman-tanaman yang perlu diprioritaskan dalam pekarangan
Sebagai sumber
Nama tanaman *)
Vitamin A
Mangga, pepaya, adpokat, daun-daun hijau: cangkudu, pepaya, lamtoro, singkong, talas, katuk kelor, melinjo, sawi,turi, kangkung, bayam, ubi jalar, kecipir, kacang panjang, mangkokan
Vitamin C
Jambu biji, sirsak, srikaya, cabai besar, pepaya
Protein
kacang panjang, buncis, kara, gude (hiris), kecipir, petai, lamtoro daun-daunan : bayam, singkong, kangkung, melinjo
Kalori
Pisang, adpokat, kelapa, ubi jalar, ganyong, garut, singkong, jagung, ubi jalar
Lemak
Kelapa, adpokat
Bumbu jamu
Jahe, kencur, kunyit, kumis kucing, laja, sirih, temulawak, dan lain-lain


 
Pengelolaan Pekarangan untuk Keberlanjutan Proses Produksi
 
Kebun Bibit Desa

            Keberlanjutan pekarangan salah satunya dipengaruhi oleh ketersediaan bibit dan benih secara berkelanjutan. Oleh karena ini keberadaan kebun bibit desa merupakan persyaratan dalam pengembangan dan optimalisasi pekarangan. 

Fungsi Kebun Bibit:

1.    Tempat perbanyakan tanaman secara vegetative dan generative
2.    Memasok kebutuhan bibit bagi keluarga pemilik pekarangan
3.    Member jaminan ketersediaan sejumlah bibit setiap waktu
4.    Memberi jaminan kualitas bibit yang baik, bebas hama dan penyakit
Lokasi dan Bentuk Pembibitan
1.    Kebun bibit desa sebaiknyya terletak di lahan milik desa, atau kelompok tani
2.    Luas lahannya cukup dan memiliki sumber air sepanjang waktu
3.    Kebun bibit bisa di lahan terbuka dalam bedengan atau pun bibit dalam pot, poli bag khususnya untuk bibit tanaman buah
4.    Kebun bibit bisa tertutup, dengan bangunan rumah plastic, rumah jarring atau rumah bilah bamboo terutama diperuntukan bagi jenis bibit tanaman yang rentan terhadap gangguan lingkungan (angin, hujan, panas) juga gangguan hama dan penyakit.

Syarat Kebun Pembibitan

1.    Lahannya relatif subur, jika tidak subur maka menggunakan tanah tanah tambahan dan pembibitan sebaiknya dilakukan dalam wadah.
2.    Drainase tanah baik, tidak menggenang
3.    Tersedia atau dekat dengan sumber air, baik air tanah (sumur) atau air permukaan (sungai kecil, kolam, situ, dll).
4.    Lokasi relatif terbuka, matahari leluasa menyinari. Beberapa jenis tanaman sewaktu kondisi bibit memerlukan cahaya tidak langsung, berarti perlu naungan.
5.    Tersedia bahan campuran media yang baik: tanah, pasir, peatmoss, sekam dan sekam bakar, kompos, pupuk kandang.
T    Tersedia peralatan yang memadai: cangkul, garpu, kored, sekop, pot berbagai ukuran, polibag berbagai ukuran, gunting pangkas, gunting stek, pisau okulasi, bak plastik untuk perkecambahan, selang air, embrat, ember dll







6.