Membangun Bersama Menikmati Bersama Menuju Tapin Sejahtera

****************************Terwujudnya Kemandirian Pangan dan Petani Sejahtera ******************************************************Informasi Harga Komoditas Strategis pada Minggu III November 2016 ### 1. Beras (kg) : Rp ### 2. Jagung (Kg) : Rp ### 3. Kedelai (kg) : Rp ### 4. Bawang Merah (kg) : Rp ### 5. Cabe Rawit Hiyung (kg) : Rp ###

19/07/12

PANGAN BERAGAM BERGIZI SEIMBANG

Pengertian dan Prinsip Gizi Seimbang
Untuk mencapai dan memelihara kesehatan, status gizi maupun  produktivitas secara optimal maka seseorang perlu mengkonsumai makanan yang mengandung zat gizi sesuai tri-guna makanan sebagai sumber zat tenaga, pembangun dan pengatur  secara seimbang .  Hal ini dapat diperoleh dari aneka ragam bahan pangan secara proporsional atau seimbang.  Jika masyarakat  mengkonsumsi beranekaragam pangan lokal secara seimbang maka akan tercapai derajat kesehatan yang optimal, sekaligus melestarikan sumberdaya pangan  sehingga keberlanjutan ketahanan pangan dan kualitas lingkungan akan terjaga.
Makanan merupakan hak azasi dan kebutuhan dasar bagi pencapaian kualitas hidup setiap manusia.  Makanan mengandung zat gizi  yang sangat diperlukan tubuh untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan dalam kehidupan.  Makanan tersebut  berasal dari sumber hayati (nabati maupun hewani) dan air.
Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan aneka zat gizi berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.  Dengan kata lain, zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro.  Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, lemak .  Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.
Secara alami, komposisi/kandungan  zat gizi setiap jenis pangan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Pangan tertentu mengandung karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Jenis pangan yang lain kaya akan vitamin C tetapi miskin vitamin A. Oleh karena itu, apabila konsumsi makan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan  zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif serta akan menimbulkan berbagai penyakit.   
Dengan demikian, tujuan penganekaragaman konsumsi pangan bertujuan untuk untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui konsumsi pangan yang cukup gizi secara kuantitas dalam komposisi yang seimbangHal ini berarti diversifikasi konsumsi pangan tidak diarahkan untuk menurunkan konsumsi beras, namun konsumsi beras akan dengan sendirinya menurun bila konsumsi pangan masyarakat beranekaragam. Diversifikasi pangan tidak  boleh direduksi maknanya hanya sebatas pada pangan pokok tetapi mencakup tri-guna makanan.
Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis pangan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis pangan yang lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Terdapat tiga kata kunci dalam makanan (menu) berbasis gizi seimbang, yaitu
1.  Seimbang antara asupan (konsumsi) zat gizi dengan kebutuhan setiap orang sehari;
2. Seimbang jumlah antar kelompok pangan dan fungsi yaitu sebagi sumber tenaga (pangan sumber karbohidrat dan lemak mencakup pangan pokok yaitu serealia, umbi-umbian, makanan berpati; gula; buah/biji berminyak; lemak & minyak), sebagai sumber pembangun (pangan sumber protein hewani, yang dikenal sebagai lauk yaitu daging, telur, susu, ikan serta pangan sumber protein nabati, yang dikenal sebagai pauk yaitu berasal dari kacang-kacangan), sebagai sumber pengatur (pangan sumber vitamin mineral yang berasal dari sayur dan buah); serta
3.  Serimbang jumlah antar waktu makan berdasarkan kebiasaan frekuensi makan sehari.

Angka Kecukupan Gizi
Kebutuhan gizi  adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang dalam sehari untuk hidup sehat. Kebutuhan zat gizi setiap individu berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu umur, jenis kelamin, kegiatan dan kondisi fisiologis seperti kehamilan dan menyusui.  Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, kegiatan dan kondisi fisiologis seperti kehamilan dan menyusui. 
AKG ditetapkan berdasarkan kajian dan kesepakatan pakar berdasarkan hasil penelitian kebutuhan gizi.   AKG yang digunakan sebagai pedoman adalah hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) yang direvisi setiap lima tahun sekali.
Saat ini, AKG yang digunakan adalah hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004 dengan Angka kecukupan energi dan protein rata-rata/orang/hari pada tingkat konsumsi 2.000 kkal & 52 g, dengan tingkat kegiatan sedang pada tinggi dan berat badan ideal.

Tabel  AKE, AKP yang Dianjurkan menurut Umur & Jenis Kelamin
No
Umur
Berat ideal
(kg)
Tinggi ideal
(cm)
AKE
kkal/or/hr
AKP
gr/or/ hr

Anak :
1
0  -  6 bl
6
60
550
10
2
7 - 11 bl
8.5
71
650
16
3
1 - 3 th
12
90
1000
25
4
 4 - 6 th
18
110
1550
39
5
7 - 9 th
25
120
1800
45

Pria :
6
10 - 12 th
35
138
2050
50
7
13 - 15 th
48
155
2400
50
8
16 - 18 th
55
160
2600
65
9
19 - 29 th
60
165
2550
60
10
30 - 49 th
62
165
2350
60
11
50 - 64 th
62
165
2250
60
12
65+ th
62
165
2050
60

Wanita:
13
10 – 12 th
38
145
2050
50
14
13 – 15 th
49
152
2350
57
15
16 – 18 th
50
155
2200
55
16
19 - 29 th
52
156
1900
50
17
30 - 49 th
55
156
1800
50
18
50 - 64 th
55
156
1750
50
19
65+ th
55
156
1600
45

Hamil :




20
Trimester 1


180
17
21
Trimester 2


300
17
22
Trimester 3


300
17

Menyusui:




23
6 bl pertama


500
17
24
6 bl kedua


550
17